Senin, 05 Mei 2014

BUDIDAYA KELAPA SAWIT
I. PENDAHULUAN
Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun
global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain
tentunya kuantitas produksi. PT. Natural Nusantara berusaha berperan dalam peningkatan
produksi budidaya kelapa sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian
lingkungan (Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Lama penyinaran matahari rata-rata 5-7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500-4.000
mm. Temperatur optimal 24-280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1-500 m
dpl. Kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan.
2.2. Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm),
pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa
sawit.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyemaian
Kecambah dimasukkan polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah
lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di
polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter
120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun 4-5 helai bibit
dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm
yang berisi 15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam,
siram tanah dengan POC NASA 5 ml atau 0,5 tutup per liter air. Polibag diatur
dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm.
3.1.2. Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2-3 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4
dan 9 bulan.
Pemupukan pada saat pembibitan sebagai berikut :
Minggu ke - 2 & 3 (2 gr);
minggu ke - 4 & 5 (4gr);
minggu ke - 6 & 8 ( 6 gr);
minggu ke -10 & 12 ( 8 gr) (aplikasi pupuk makro)
Minggu ke - 14, 15, 16 & 20 ( 8 gr);
minggu ke - 22, 24, 26, & 28 (12 gr);
minggu ke - 30, 32, 34, & 36 ( 17 gr);
minggu ke - 38 & 40 (20 gr) (aplikasi pupuk makro)
Minggu ke - 19 & 21 (4 gr);
minggu ke -23 & 25 (6 gr);
minggu ke -27, 29 & 31 (8gr) (aplikasi kieserite)
Mulai minggu ke - 1 - 40 (1 - 2 cc/lt air perbibit disiramkan 1 - 2 minggu
sekali (aplikasi POC NASA)
Catatan : Akan Lebih baik pembibitan diselingi/ditambah SUPER NASA 1-3 kali
dengan dosis 1 botol untuk + 400 bibit. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 4
liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml
larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
3.2. Teknik Penanaman
3.2.1. Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacangkacangan
sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
3.2.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm
sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang
berjarak 1,5 m dari sisi lereng.
3.2.3. Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan plastik polybag
hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO yang
sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar
perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan
POC NASA secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau
semprot (dosis 3-4 tutup/tangki).
Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara
penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 botol SUPER NASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian
setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap
pohon.
3.3. Pemeliharaan Tanaman
3.3.1. Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10-14 bulan. Populasi 1 hektar
+ 135-145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
3.3.2. Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma.
3.3.3. Pemupukan
Anjuran pemupukan sebagai berikut :
Pupuk Makro
Bulan ke-6,12,18,24,30 & 36 225 kg/ha (pupuk Urea)
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst 1000 kg/ha (pupuk Urea)
Bulan ke-6,12,18,24,30 & 36 115 kg/ha (pupuk TSP)
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst 750 kg/ha (pupuk TSP)
Bulan ke-6,12,18,24,30 & 36 200 kg/ha (pupuk MOP/KCl)
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst 1200 kg/ha (pupuk MOP/KCl)
Bulan ke-6,12,18,24,30 & 36 75 kg/ha (Kieserite)
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst 600 kg/ha (Kieserite)
Bulan ke-6,12,18,24,30 & 36 20 kg/ha (Borax)
Bulan ke-42, 48, 54, 60, dst 40 kg/ha (Borax)
NB.Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September -
Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April).
POC NASA
a. Dosis POC NASA mulai awal tanam :
2-3 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang,
setiap 4-5 bulan sekali (usia 0-36 bulan)
3-4 tutup diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang,
setiap 3-4 bulan sekali (usia > 36 bulan)
b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari
awal memakai POC NASA
Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis
3-4 tutup/ pohon
Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2
kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. Cara lihat Teknik
Penanaman (Point 3.2.3.)
3.3.4. Pemangkasan Daun
Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu:
a. Pemangkasan pasir
Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu
tanaman berumur 16-20 bulan.
b. Pemangkasan produksi
Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua)
untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.
c. Pemangkasan pemeliharaan
Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok
tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.
3.3.5. Kastrasi Bunga
Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu
tanaman berumur 12-20 bulan.
3.3.6. Penyerbukan Buatan
Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu
penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga.
a. Penyerbukan oleh manusia
Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang
sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari
jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala
putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan:
1. Bak seludang bunga.
2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari
diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di
laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan
menggunakan baby duster/puffer.
b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit
Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga
jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif.
Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih
sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak
inti) meningkat sampai 30%.
3.4. Hama dan Penyakit
3.4.1. Hama
a. Hama Tungau
Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang
adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz.
Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.
b. Ulat Setora
Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun.
Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian:
Penyemprotan dengan Pestona.
3.4.2. Penyakit
a. Root Blast
Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian
diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman
dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian:
pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim
kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan
dengan pengunaan Natural GLIO.
b. Garis Kuning
Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun.
Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat
pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada
bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural
GLIO semenjak awal.
c. Dry Basal Rot
Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang.
Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun
muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam bibit
yang telah diinokulasi penyakit.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan
menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan
pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia
lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan
Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien
dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2
tutup)/tangki .
3.5. Panen
3.5.1. Umur Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan.
Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah
telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari
tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang
lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar